TOKOH-TOKOH FILSAFAT BARAT
Mat 3A/29
TOKOH-TOKOH FILSAFAT BARAT
Plato adalah filosof yang aktif mengembangkan
filsafat dengan mendirikan sekolah khusus yang disebut ‘academia’. Plato
berpandangan bahwa konsep ide merupakan pandangan terdapat suatu dunia di balik
alam kenyataan, sebagai hakikat dari segala yang ada. Artinya apa yang diamati
sehari-hari adalah ide tersebut, sebagai sumber segala yang ada yaitu kebaikan
dan keburukan.
Filsuf pertama yang memperhatikan
dan memberikan konsidensi terhadap orientasi pemikiran filsafat pendidikan
adalah Johan Amos Comenius. Ia berpandangan bahwa manusia itu diciptakan oleh
Tuhan dan untuk Tuhan. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua
makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. Percikan pemikiran Comenius
berpengaruh pada teori-teori pendidikannya. Salah satunya adalah peserta didik
harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan.
Comenius juga berpendapat tentang
prosedur dalam bidang pendidikan bahwa dari pada membuat kerusakan pada proses
alam, lebih baik bersahabat dengan proses alam tersebut. Pendapatnya ini
berimplikasi pada pelaksanaan pendidikan dengan keharusan tidak merusak alam
dan meniru perkembangan alam. Artinya proses pendidikan tidak dilakukan secara
tergesa-gesa, melainkan dilakukan secara terencana dan bertahap sesuai dengan
tahapan perkembangan fisik dan psikis peserta didik. Hal tersebut awal dari
pemikiran filsafat pendidikan naturalisme yang lahir pada abad 17 dan mengalami
perkembangan pada abad 18.
Dimensi mengenai pemikiran filsafat
pendidikan naturalisme adalah sebagai berikut:
1.
Pentingnya pendidikan itu sesuai
dengan perkembangan alam.
2.
Penekanan bahwa belajar itu
merupakan kegiatan melalui Indra.
3.
Pentingnya pemberian pemahaman pada
akal akan kejadian atau fenomena dan hukum alam melalui observasi. Observasi
berarti mengamati secara langsung fenomena yang ada di alam ini secara cermat
dan cerdas. Pendapat Copernicus di atas sangat berpengaruh pada abad ke 18,
sehingga abad ini dikenal dengan sebutan abad rasio (age of reason) atau Rasionalisme.
4.
Demensi terakhir dari percikan
pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme juga dikembangkan oleh Jean Jacques
Rousseau berkebangsaan Prancis yang naturalis mengatakan bahwa pendidikan dapat
berasal dari tiga hal, yaitu ; alam, manusia dan barang. Bagi Rousseau seorang
anak harus hidup dengan prinsip-prinsip alam semesta.
Naturalisme di bidang pendidikan
juga dielaborasi oleh kerangka pemikiran John Locke. Ia mengemukakan bahwa
teori dalam jiwa diperoleh dari pengalaman nyata, tidak ada sesuatu dalam jiwa
tanpa melalui indra. Jiwa senantiasa kosong dan hanya terisi apabila ada
pengalaman. Oleh karena alam merupakan spot power bagi
pengisian jiwa, maka proses pendidikan harus mengikuti tata-tertib perkembangan
alam. Kalau alam serba teratur, ia menghendaki pengajaran pun harus teratur. Mata pelajaran harus diajarkan secara berurutan (sequence) , step
by step dan tidak bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa Nama Pengarang. (2012). Diakses dari
world wide web http://ilmufilsafat.wordpress.com/category/tokoh-tokoh-filsafat-pendidikan/. Diupload pada 20 Mei 2012.







0 Response to "TOKOH-TOKOH FILSAFAT BARAT"
Posting Komentar